Sinar itu siluet pagi ini,
menyilaukan mata, tapi tak sampai membuat mata ini terpejam. Sinar itu datang
dari atas sana, sesuatu yang mereka sebut langit. Warnanya biru, indah sekali. Sesekali
aku melihat awan melintas di teduhnya langit biru itu..
Dan di
bawah langit, aku melihat banyak hal.
Mulai dari sesuatu
mengepul. Bergerak menuju langit, pelan sekali. Embun begitu mereka
menamainya.Beralih ke Hijau rerumputan di atas tanah yang basah oleh tetesan
air karna embun, tingginya tak lewat semata kaki, daun pepohonan yang memberi
keteduhan bagi jiwa, sedang sibuk
menghirup karbondioksida yang dikeluarkan oleh sosok-sosok berakalbudi,
daun-daunnya tertata sangat rapi.Merdu kicauan burung turut menambah keteduhan
pagi ini. Aku sampai tak sadar, sudah berapa lama aku berdiam di sini,
menikmati fenomena pagi yang menghadiahi manusia’ kesejukan’.
Semilir di
Sabtu pagi, duduk manis di depan sini, sejenak membiarkan pikiran menikmati
ketenangan, sebelum kesibukan memintanya untuk kembali.
Aku menikmatinya, Harmonika 68 di pagi hari. Selamat pagi ‘kosanku’ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar