Jumat, 08 Maret 2013

Dua sisi dari diriku



Mari beradu pandang dengan kegelisahan. Mari beradu kata dengan kerisauan

Hei “kau” yang selalu menjadi asa dalam hidupku

Masih ingatkah kau dengan jiwaku yang kau buang dalam buramnya kehidupan fana?
Masih ingatkah kau dengan ragaku yang kau biarkan dilalap habis kekecewaan?
Lihat..!
Aku, di sini dibalut luka yang sudah menjadi semburat dengan nanah yang membara. Aku, di sini dibungkus lampin dendam beratasnamakan penghianatan. Aku, di sini dikecam segumpal amarah yang membuncah di relung sukmaku.

Mari beradu pandang dengan kemunafikan. Mari beradu kata dengan kenistaan

Hei kau yang selalu menjadi duka dalam hidupku

Masihkah kau seperti dulu? Menjadi tanah yang mengubur akar-akarku dalam asamnya kematian?

Hei kau, Lama tak bermalam dalam gelapnya duniamu
Hei kau, sisi buruk yang selalu ingin ku hempaskan ke dalam jurang yang terdalam
Lama tak bertemu denganmu, dan entah kenapa aku tak merindukanmu walau sedetikpun
Kau, sisi gelap dari jiwaku. Apa kau masih tinggal dalam ragaku?
Terimakasih sudah menghancurkan sebagian dari diriku
Aku mencuri banyak ilmu dari itu semua


Apa kau mau tau?
sekarang aku sedang bertatap mesra dengan sisi terang dari jiwaku

Maaf kita tak bisa mengayuh dayung kehidupan ini bersama lagi
Kau yang membuat segalanya berubah..
Angin pun tau kau hanya menyesatkanku dalam kenikmatan sesaat..

Kau sebagian dari diriku, kau sisi burukku. Tinggal dalam raga yang sama ternyata tak jaminan untuk kita bisa tetap tinggal dalam buaian kedamaian..
Indra dalam kemuraman, Indra dalam keceriaan.
Kau tetap aku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar