Jumat, 28 Maret 2014

Goresan tinta untuk Ayah..


Ayah..
Dalam peluhmu, engkau masih tetap terlihat tegar. Dalam kegelisahanmu, engkau masih sempat membuat aku tertawa. Dalam kebahagiaanmu, kau selalu setia membawaku. Namun, dalam tangismu, kau tak pernah mau melibatkan aku.
Ayah..
Sembarut lelah jelas tergambar dalam hitam rambutmu yang kian memudar. Sakitnya hidup terpampang dalam tubuhmu yang kian membungkuk. Namun, demikianpun kau tak pernah menunjukkan pada ku bahwa kau sudah terlalu tua dan lelah untuk bertahan.
Ayah..
21 tahun sudah aku mengenalmu, rasa cinta untukmu kian berkobar dalam sanubariku. Kau pahlawan dalam tiap gulir roda kehidupanku. Kau kicauan merdu yang selalu membangkitkan semangatku. Kau alasan terbesarku untuk terus berjuang.
Ayah..
Aku hanya lidi yang mudah patah tanpamu. Aku hanya alas kaki yang selalu diinjak orang jika kau tak disampingku. Aku hanya air keruh yang tidak diindahkan orang ketika kau tak memelukku.
Ayah..
Tak sekalipun kau lupa membawaku dalam tiap balutan doamu. Tak sekalipun kau mencoba untuk membenciku. Tak sekalipun kau mencoba untuk tak memikirkanku. Tak sekalipun kau membiarkan aku  pergi dari berkas ingatanmu. Tak sekalipun kau lupa untuk membanggakanku.
Ayah..
Dengan apapun aku tak akan bisa membalas semua kasihmu padaku. Uang tak akan membuat kerja kerasmu terbayar. Permata tak akan bisa membuat kau merasa senang.

Ayah..
Sampai saat ini pun, aku belum bisa jadi malaikat yang meneduhkan hatimu, aku belum bisa membalas ketulusan hatimu dalam mendidikku seumur hidupku.

Ayah..
Aku di sini sedang berjuang. Kelak, kau akan bangga pada putri sulungmu ini. Doakan aku ayah, seperti yang biasa kau lakukan.

Aku mengasihimu ayah..
                                                                       

Dariku : Boru Panggoaranmu, Boru hasianmu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar